Wakil Presiden: Syekh Nawawi Al-Bantani Penghubung Ulama: National Okezone

banner 468x60

banner 336x280

JAKARTA – Wakil Presiden (Wakil Presiden) KH Ma’ruf Amin berkata Syekh Nawawi Al-Bantani, merupakan sosok penyampai atau penyambung maksud dan pemahaman para ulama agar tidak terjadi salah paham. Syekh Nawawi adalah salah satu ulama paling terkenal di negeri ini.

“Penyampainya adalah penghubung dari ulam sebelumnya ke ulam berikutnya. “Sebagai penghubung agar tidak terjadi kesalahpahaman atau kita juga salah memahami apa yang disampaikan oleh para ulama terdahulu melalui syrah-syrahnya,” kata Ma’ruf pada penarikan Syekh Nawawi Al-Bantani ke-131 yang digelar di An. – Pondok Pesantren Nawawi Tanara, Serang, Banten, Jumat (3/5/2024) malam.

Ia menganalogikan pemancar, yaitu transmisi yang menghubungkan arus listrik sebelum akhirnya sampai ke gardu listrik. Tanpa transmisi, arus listrik yang tidak teratur dapat menyebabkan kebakaran pada gardu listrik. Analogi ini selaras dengan peran Syekh Nawawi sebagai mediator pemahaman ulama.

“Kalau kehebatan ilmu ulama tidak diwariskan, bisa jadi salah paham. Oleh karena itu, banyak orang yang tidak memahami apa yang disampaikan oleh ulama terdahulu, sehingga terkadang menghujat ulama terdahulu karena tidak memahaminya, ujarnya.

Menurut Wapres, salah satu bentuk upaya pemersatu pemahaman ulama yang dilakukan Syekh Nawawi adalah dengan menjelaskan gestur pasrah dalam tasawuf. Penyerahan yang dimaksud bukanlah penyerahan secara jasmani namun secara rohani.

“Syekh Nawawi mengatakan yang dimaksud bukan penyerahan fisik, jadi dia tidak berbuat apa-apa. “Mata sufi dimaksudkan sebagai penyerahan diri secara spiritual agar tidak menjadi orang yang tidak berbuat apa-apa lalu menyerah begitu saja,” kata Wapres.

“Secara lahiriah dia berusaha tapi batinnya pasrah kepada Allah SWT,” lanjutnya.



Ikuti berita Okezone berita Google

Ikuti terus semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang
klik disinidan nantikan kejutan menarik lainnya

Wapres juga menyinggung peran penyiar lainnya, Syekh Nawawi, khususnya terkait ayat Alquran yang mengimbau masyarakat bersiap menghadapi perang. Syekh Nawawi memaknai perang sebagai sebuah bahaya, sehingga apapun yang dianggap berbahaya perlu diwaspadai, seperti halnya ancaman kesehatan akibat wabah Covid-19 beberapa tahun lalu.

Ayat ini juga menunjukkan bahwa kita wajib bersiap, mengantisipasi bahaya apa pun yang diperkirakan akan datang, ujarnya.

Berdasarkan pemikiran tersebut, Wapres menegaskan bahwa pengobatan, pencegahan wabah penyakit, misalnya dengan vaksinasi, dan menghindari tembok miring adalah suatu keharusan.

Wapres mengatakan, upaya Syekh Nawawi memadukan pemahaman ulama lain terkait dengan tafsir Ibnu Athaillah tentang ketidakseimbangan manusia dalam mencari rezeki dan ibadah.

“Maka orang yang bersungguh-sungguh mencari rezeki yang dijamin Allah, namun mengabaikan apa yang diwajibkan Allah, menunjukkan bahwa mata hatinya buta,” ujarnya.

Adapun dalam mencari rezeki, berdasarkan pemahaman Syekh Nawawi, Wapres mengatakan, apabila dilakukan dengan tetap menjaga hak-hak Allah, tanpa mengabaikannya, dan sambil menunaikan kewajiban, maka perbuatan tersebut bukanlah tanda bahwa mata batin seseorang. telah meninggal, namun justru menjadi jihad besar di pihak hamba.

Selain itu, Syekh Nawawi juga dikenal sebagai ulama yang kaya ilmu dan mampu menuangkan pemahamannya dalam berbagai karya. Oleh karena itu terkenal tidak hanya di Indonesia saja, tetapi juga di berbagai negara, terutama negara-negara Timur Tengah.

Selain itu, karyanya masih banyak digunakan hingga saat ini sebagai sumber referensi, bahan penelitian, dan lain-lain.

“Dan beberapa esainya dijadikan bahan skripsi. Artinya, untuk gelar masternya, salah satu anak kami menulis tesis di Kanada mengomentari pemahaman Syekh Nawawi tentang tasawuf, lanjutnya.

Quoted From Many Source

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *